Laporan Praktikum
Pemurnian NaCl dan iodisasinya
I.
Tujuan Praktikum
1. Mempelajari metode rekristalisasi NaCl dengan
pwnambahan bahan pengikat kotor
2. Menghitung kadar NaCl
II.
Landasan Teori
Natrium adalah
logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5 0C.Natrium
teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam
seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan
air, membentuk Natrium Hidroksida dan Hidrogen. Dalam garam-garamnya natrium
berada sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam ini membentuk
larutan tak berwarna, hampir semua garam natrium larut dalam air. Kebanyakan
klorida larut dalam air, Merkurium (I) klorida, HgCl2, perak klorida,
AgCl, timbale klorida, PbCl2 (yang ini larut sangat sedikit dalam
air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorida, CuCl,
bismuth oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium (II)
oksiklorida, HgOCl2, tak larut dalam air (Vogel, 1979).
Di bidang
teknik kimia seringkali bahan padat harus dipisahkan dari larutan atau lelehan,
tanpa mengikat kotoran-kotoran yang terkandung dalam fasa cair tersebut.
Seringkali juga bahan padat kristalin yang mengandung pengotor harus dibersihkan
atau harus dihasilkan bentuk-bentuk kristal tertentu, untuk maksud tersebut
proses kristalisasi dapat digunakan. Kristal adalah bahan padat dengan susunan
atom atau molekul yang teratur. Yang dimaksud kristalisasi adalah pemisahan
bahan padat berbentuk kristal dari suatu larutan atau lelehan. Hasil
kristalisasi dari lelehan sering harus didinginkan lagi atau dikecilkan
ukurannya (Bernaseoni, 1995).
Kristalisasi dari larutan dikategorikan sebagai salah
satu proses pemisahan yang efisien. Secara umum, tujuan dari proses
kristalisasi adalah menghasilkan produk kristal dengan kualitas seperti yang
diharapkan. Kualitas kristal yang dihasilkan dapat ditentukan dari
parameter-parameter produk yaitu distribusi ukuran kristal), kemurnian kristal
dan bentuk kristal. Salah satu syarat terjadinya kiristalisasi adalah
terjadinya kondisi supersaturasi. Kondisi supersaturasi adalah kondisi dimana
konsentrasi larutan berada di atas harga kelarutannya. Kondisi supersaturasi
ini dapat dicapai dengan cara penguapan, pendingin atau gabungan keduanya.
Terdapat dua phenomena penting pada proses kristalisasi yaitu pembentukan inti
kristal (nukleasi) dan pertumbuhan kristal (crystal growth) (Puguh, et
al., 2003).
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu
fase padat keluar dari larutan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu
jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (S) suatu endapan menurut
definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan
bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan
lain dalam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya (Dina dan Istikomah, 2009).
Untuk mengurangi impuristis dalam garam dapat dilakukan
dengan kombinasi dari proses pencucian dan pelarutan cepat pada saat pembuatan
garam.Sedangkan penghilangan impuritis dari produk garam dapat dilakukan dengan
proses kimia, yaitu mereaksikannya dengan Na2CO3 dan NaOH
sehingga terbentuk endapan CaCO3 dan Mg(OH)2. Penambahan Na2CO3 dan NaOH merupakan bagian
proses yang sangat penting dalam proses pemurnian larutan garam. Untuk
menghindari terjadinya pemecahan endapan yang disebabkan oleh sifat metal
hidroksida yang mudah pecah, maka Na2CO3 ditambahkan
terlebih dahulu dari NaOH. Hasil terbaik akan didapatkan jika Na2CO3
dan NaOH di tambahkan secara serentak sehingga akan menghasilkan reaksi yang
bersamaan. Pengendapan bersama CaCO3 dan Mg(OH)2 akan
berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan endapan hidroksida yang mengendap
sendiri. Hasil yang baik juga didapat jika Na2CO3 ditambahkan
lebih dulu sebelum penambahan NaOH (Bahruddin,
et al., 2003).
III.
Alat
dan Bahan
Alat
:
- Neraca Digital
- Kompor Gas
- Oven
- Buret 25 ml
- Erlenmeyer 25 ml
- Pipet Tetes
- Gelas Arloji
- Gelas Beker
Bahan
:
- Garam Krosok
- Serbuk CaO
- Larutan Ba(OH)2 1 M
- Larutan (NH4)CO3 0,1 M
- Larutan HCl pekat
- Aquabides
- Larutan KIO3 1000ppm
- Larutan AgNO3 0,1 N
- Larutan HNO3 0,1 M
- kertas Indikator Universal
IV.
Cara
Kerja
Ø Pemurnian NaCl
1. Panaskan Aquades
2. Tambahkan 5gr NaCl dan aduk
3. Panaskan lagi
4. Saring larutan
5. Tambahkan CaO 0.1gr
6. Saring endapan yang telah terjadi
7. Lalu tambahkan Ba(OH)2 bertetes-tetes
sampai terakhir tidak ada endapan lagi yang terbentuk
8. Tambahkan 10ml (NH4)CO3
0,1 M tetes demi tetes sampai tidak membentu endapan
9. Larutan dibiarkan dahulu
10. Filtrat dinetralkan dengan HCl encer
( uji dengan kertas universal )
11. Diuapkan filtratnya sampai kering
12. Timbang
13. Finally,, endapan pengotor
dikeringkan dan ditimbang.
Ø Penentuan Kadar NaCl
1. 0,25 gr sampel NaCl dalam 100 ml
akuades pindah dalam Erlenmeyer
2. Dicek phnya
3. Ambil 10 ml untuk pengujian
Argetometri
4. Tambahkan 1ml K2CrO4
5%
5. Lakukan titrasi AgNO3
sampai larutan berwarna merah bata
6. Ion perak AgNO3 bereaksi
dengan Cl menghasilkan endapan putih
7. Ulangi titrasi seperti diatas 2x.
Ø Analisa Data
1. Menghitung rendemen garam dapur murni
yang diperoleh.
Persamaan yang digunakan :
Persentase NaCl yang diperoleh x 100%
2. Menghitung Kadar NaCl sebelum
rekristalisasi dan setelah rekristalisasi
Kadar NaCl x 100%
Ø Standarisasi AgNO3
1. Timbang 0,25 gr NaCl p.a dengan
kemurnian 99%
2. Tambahkan 100 ml akuades
3. Ambil 10 ml tambahkan K2CrO4
4. Titrasi dengan AgNO3
Ø Penentu kadar awal garam sebelum
direkristalisasi
1. Timbang 0,25 gr garam krosok
2. Tambahkan 100 ml akuades
3. Ambil 10 ml tambahkan K2CrO4
4. Titrasi dengan AgNO3
V.
Data
Pengamatan
Berat CaO : 0,1037 gr
Berat garam : 5,0029 gr
Berat murni NaCl : 0,2531 gr
Berat AgNO3 : 4,6 ml
a. warna garam sebelum dimurnikan : putih
b. bentuk Kristal garam sebelum dimurnikan : butiran
c. warna garam setelah dimurnikan : putih bersih
d. bentuk Kristal garam setelah
dimurnikan : serbuk
e. volume Ba(OH)2 yang
diperlukan : 3,3
ml
f. volume (NH4)2 CO3 :
4,05 ml
g. berat endapan pengotor hasil
rekristalisasi garam : 5,0029 gr
h. berat Kristal hasil rekristalisasi : 4,2747 gr
VI.
Analisis
Data
1.
rendemen
garam rekristalisasi :
x 100%
x 100%
= 85%
2.
data
titrasi dan perhitungan
M
= gr / Mr x 1000 / v
=
0,25319 / 58,46 x 1000/100
=
0,043309
=
0,04331 M
NaCl = AgNO3
V1 . M1 = V2 . M2
10 . 0,04331 = 4,6 . M2
0,4331 = 4,6 . M2
0,09415 = M2
3.
kadar
NaCl garam awal sebelum rekristalisasi
kadar NaCl = (V.
N) AgNO3 x 58,46 x 100
W
x 100 10
= (4 . 0,09415 ) AgNO3 x 58,46 x
100
0,2521
x 100 10
=
87,29 %
4.
kadar
NaCl hasil rekristalisasi
kadar NaCl = 2,5 x 0,09415 x
100
0,2487 x 1000 10
=
94%
VII.
Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan cara
memurnikan natrium klorida yang berasal dari garam dapur dengan menggunakan air sebagai pelarutnya
.NaCi merupakan komponen utama yang akan dimurnikan karena mengandung zat
pengotor yang berasal dari ion – ion Ca2+, Mg2+, Al3+,
SO42-, dan Br-. Agar daya larut antar NaCl
dengan zat pengotor cukup besar, maka perlu dilakukan zat-zat tertentu. Zat-zat
tambahan itu akan membentuk senyawa terutama garam yang sukar larut dalam air,
selain itu rekristalisasi dapat dilakukan dengan cara menambahkan ion sejenis
kedalam larutan zat yang akan dipisahkan.
Mula-mula dilarutkan NaCl dengan
akuades yang telahdipanaskan dan kemudian disaring. Setelah itu filtrasi dari
larutan dikristalisasi melalui penguapan dengan menambahkan serbuk CaO.
2NaCl + CaO menjadi CaCl2
+ Na2O
Fungsi dari penambahan serbuk CaO
adalah untuk memutihkan NaCl yang akan direkristalisasi. Larutan yang telah
ditambahkan serbuk CaO tadi kemudian ditambah lagi dengan larutan Ba(OH)2 encer
untuk mengikat zat pengotor berupa Ca2+, Mg2+, Al3+.
CaCl2 + Na2O +
Ba(OH)2 menjadi 2NaOH + BaCl2 + CaO
Untuk mengikat lagi zat pengotor
yang masih tersisa yaitu berupa SO42-, dan Br- laritan
tersebut ditambahkan dengan larutan (NH4)2CO3.
2NaOH + BaCl2 + CaO + (NH4)2CO3
menjadi NaCl + Ba(OH)2 + endapan CaCO3+ NH4Cl
Selain itu penambahan zat-zat tertentu akan menjenuhkan
larutan NaCl yang akan menghasilkan NaCl murni. Larutan yang telah ditambahkan
berbagai zat-zat tersebut kemudian dipanaskan akan berubah dari larutan garam
kotor menjadi garam murni, penyebabnya karena larutan tersebut jika dipanaskan
akan menguap. Larutan garam kotor dan air yang telah disaring tadi airnya
menguap, sedangkan garam kotornya terikat oleh penambahan zat-zat pemutih atau
pembersih. Hasil dari filtrate saringan tadi dinetralkan dengn HCl.
NaCl + Ba(OH)2 + NH4Cl + HCl menjadi
BaCl2 + NaCl + NH3 + Cl2 + H2O
Hasil dari filtrate saringan tadi dinetralkan dengan larutan
HCl. Kemudian diuapkan sampai kering sehingga diperoleh Kristal NaCl yang
warnanya lebih putih dari garam dapur. Kristal NaCl yang telah diperoleh
ditimbang dan diketahui kadar rendemennya sebesar 85%.
VIII.
Keimpulan
1. Garam dapur yang dimurnikan pada
percobaan ini, menggunakan prinsip rekristalisasi dengan penguapan.
2. Rekristalisasi adalah metode
pemurnian, dalam hal ini adalah garam dapur dengan pembentukan Kristal kembali
guna menghilangkan zat pengotor.
3. Daya larut dari zat yang akan
dimurnikan dengan pelarutnya akan mempengaruhi proses rekristlisasi ketika suhu
dinaikkan atau ditambahkan kalor/ panas.
4. Garam dapur yang direkristalisasi
menghasilkan Kristal yang berwarna putih bersih, garam dapur hasil
rekristalisasi yang diperoleh sebesar 4,2747 gram dan rendemennya sebesar 85%.
IX.
Daftar
Pustaka
Bahruddin,zulfansyah, Aman, Ilyas Arin, dan
Nurfatihiyati.2003.”Penetuan Rasio Ca/Mg
Optimum pada Proses Pemurnian Garam Dapur”.Jurnal Natur Indonesia
6,vol.1.No.16
Setyo,puguh, Wahyudi Siswanto, dan Heru Sugiyanto Ilham.”Studi eksperimental pemurnian garam NaCl
dengan Cara Rekristalisasi”.Jurusan Tekhnik Kimia,Universitas Surabaya, Vol.11
No.2
Vogel.1979.”Analisa
Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT.Kalman Media Pustaka.Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar