Pages

Rabu, 06 November 2013

PANAS PELARUTAN DAN HUKUM HESS


PENDAHULUAN

Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Terdapat dua macam entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi pelarutan diferensial. Entalpi pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol pelarut. Jika pelarut yang digunakan adalah air, maka persamaan reaksi pelarutnya dituliskan sebagai berikut:

X + n H2O                              X. nH2O                             ΔHr = ........kJ

Persamaan tersebut menyatakan bahwa satu mol zat x dilarutkan ke dalam n mol air. Sebagai contoh entalpi pelarutan integral dalam percobaan kita kali ini adalah CuSO4:

CuSO4 +  5 H2O                              CuSO4. 5 H2O             ΔHr = ........kJ
Ada dua panas pelarutan yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan deferensial. Panas pelarutan integral didefenisikan sebagai perubahan entalpi jika suatu mol zat dilakukan dalam n mol pelarut. Panas pelarutan diferensial didefenisikan sebagai perubahan antalpi jika suatu mol zat terlarut dilarutkan dalam jumlah larutan tak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak berubah dalam penambahan 1 mol zat terlarut. Secara matematik didefenisikan sebagaimn d m∆H/dm , yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol zat terlarut dan panas pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan mendapatkan kemiringan tergantung pada konsenterasi larutan (Dogra, 1984; 336-337).
Pada percobaan praktikan menentukan panas pelarutan dan menggunakan hukum Hess untuk menetukan panas reaksi secara tidak langsung. Pelarut yang kita gunakan dalam hal ini adalah air. Karena air mempunyai sifat khusus. Salah satu sifatnya adalah mempunyai kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Walaupun air bukan pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetapi dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air (Tim dosen kimia fisika, 2013).
Pada umumnya panas pelarutan untuk garam-garam netral dan tidak mengalami dissosiasi adalah positif, sehingga reaksinya isotermis atau larutan akan menjadi dingin dan proses pelarutan berlangsung sacara adiabatis. Panas hidrasi, khususnya dalam system berair, biasanya negative dan relative besar. Perubahan entalpi pada pelarutan suatu senyawa tergantung pada jumlah, sifat zat terlarut dan pelarutnya, temperature dan konsentrasi awal dan akhir dari larutannya.
Jadi panas pelarut standar didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam n1mol pelarut pada temperature 25 C dan tekanan 1 atmosfer. (purba, 1995)
Kalor pelarutan adalah entalpi dari suatu larutan yang mengandung 1 mol zat terlarut, relative terhadap zat terlarut atau pelarut murni pada suhu dan tekanan sama. Entalpi suatu larutan pada suhu T relative terhadap pelarut dan zat terlarut murni pada suhu T0 dinyatakan sebagai :
H = n1H+ n2H+ n2 Hs2
Dimana :
H = entalpi dari n1 + n2 mol larutan dari komponen 1 dan 2 pada suhu T relative terhadap temperature T0.
 Hs2 = panas pelarutan integral dari komponen 2 pada suhu T.
Pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan mencari panas pelarutan dua senyawa yaitu tembaga (III) sulfat.5H2O dan tembaga (II) sulfat anhidrat. Dengan menggunakan Hukum HESS dapat dihitung panas reaksi :
CuSO4 (l) + 5H2O (aq)                                    CuSO4.5H2O (s)
Menurut hukum HESS bahwa perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya tergantung kepada keadaan awal dan akhir dari suatu reaksi.
Sebagai contoh penggunaan Hukum HESS :
CuSO4 (s)   +   aq                    CuSO4 (aq)    = a kj
CuSO4.5H2O (s)   +   aq                 CuSO4 (aq)   +   5H2O (aq)    = b kj
Sehingga : CuSO4 (s)   +   5H2O (aq)              CuSO4.5H2O (s)    = (a - b) kj
(Septir, 2012)
Menurut Anonim (2008), dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan untuk benda (zat) bergantung pada 3 faktor, yaitu: Massa zat Jenis zat (kalor jenis) Perubahan suhu. Sehingga secara metamatis dapat di rumuskan :
Q = m . c (t2 – t1)
Dimana :
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
M adalah massa benda (kg)
C adalah kalo jenis (j/kgOC) (t1-t2) adalah perubahan suhu (OC)
Oleh karena itu dilakukan praktikum panas pelarutan dan hukum hess ini bertujuan untuk menentukan panas pelarutan dari suatu larutan dan menggunakan hukum hess untuk menentukan panas reaksi secara tidak langsung.
METODE
Dalam percobaan ini digunakan alat kalorimeter sebanyak 1 buah, mortal dan pestel 1 buah, termometer 0-100 oC (skala 0.2 oC) 1 buah, gelas ukur 100 ml 1 buah, cawan porselin 1 buah, stopwatch 1 buah, desikator 1 buah, pengaduk kaca 1 buah.
Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah CuSO4.5H2O (kristal) 10 gram, dibutuhkan pula air dingin 50 ml dan air panas 50 ml untuk penentuan tetapan kalorimeter, dan 100  ml aquades.
Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah :
1.    Menentukan tetapan Kalorimeter















Mengukur temperature 50 ml air panas bersuhu 50o
 










Mengukur temperatur campuran setiap 30 s sampai setimbang
 



Memasukkan air panas yg telah diukur temperaturnya ke dalam kalorimeter
 




 









2.    Menentukan Panas Pelarutan CuSO4. 5 H2O
Menghaluskan hingga menjadi serbuk
130001      Menimbang
Rounded Rectangle: Menghaluskan hingga menjadi serbuk5,02 gram CuSO4.5H2O
                                                     
kalorimeter0001                                                                       



Rounded Rectangle: Memasukkan 100 ml air
 

kalorimeter0001


Rounded Rectangle: Memasukkan 5,02 g CuSO4.5H2O





 
kalorimeter0001                                                                          











Rounded Rectangle: Mengukur temperatur setiap 30 detik hingga setimbang




 



kalorimeter0001



                                                        




3.    Menentukan Panas Pelarutan CuSO4 anhidrat
Menimbang 5.03 gram kristal CuSO4 anhidrat
Rounded Rectangle: Menghaluskan hingga menjadi serbuk130001                 
                                         













Rounded Rectangle: Memanaskan hingga serbuk menjadi putih



 



                                   

                    Cawan porselin


 
Rounded Rectangle: Menyimpan dalam Desikator           




 







Rounded Rectangle: Menimbang sebuk CuSO4 anhidrat






Rounded Rectangle: Memasukkan sebuk CuSO4 anhidrat
dan 100 ml air
 




kalorimeter0001kalorimeter0001




   








Rounded Rectangle: Mengukur temperatur setiap 30 detik hingga seimbang
 



kalorimeter0001
                             
                                   



Dari percobaan yang sudah dilakukan dengan menyusun kerangka kerja terlebih dahulu maka akan didapatkan data seperti dibawah ini:
Data Pengamatan yang diperoleh adalah :
1)      Tabel .1 Penentuan Tetapan Kalorimeter
PELARUTAN TETAPAN KALORIMETER
No
Waktu (t) detik
Temperatur air dingin (Ta1) oC
Waktu (t) detik
Temperatur campuran (Tc) oC (ditambah air panas 50 oC)

30
11
30
30

60
12
60
29

90
12
90
28

120
12
120
28

150
12
150
28

2)      Tabel.2 Penentuan pelarutan CuSO4.5H2O
Massa CuSO4.5H2O = 5,02 gram
PELARUTAN CuSO4.5H2O
No
Waktu (t) detik
Temperatur  (T1) oC
Waktu (t) detik
Temperatur campuran (Tc) oC (ditambah CuSO4.5H2O)

30
26
30
26

60
26
60
25,5

90
26
90
25

120
26
120
25

150
26
150
25


3)      Tabel.3 Penentuan Pelarutan CuSO4 anhidrat
Massa CuSO4 anhidrat = 5.03 gram
PELARUTAN CuSO4 anhidrat
No
Waktu (t) detik
Temperatur  (T1) oC
Waktu (t) detik
Temperatur campuran (Tc) oC (ditambah CuSO4.5H2O)

30
28
30
28,5

60
28
60
29

90
28
90
29

120
28
120
29

150
28
150
29

HASIL DAN PEMBAHASAN
            Pada percobaan ini, digunakan Kristal CuSO4.5H2O dan CuSO4.5H2O yang di panaskan sampai airnya (dibuat anhidrat) menguapuntuk menentukan kalor integral dari CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat, dimana kalor pelarutan integral merupakan kalor yang diserap dan dilepaskan ketika satu mol zat (CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat) dilarutkan dalam n mol pelarut.
            Langkah pertama yang harus dilakukan pada percobaan ini adalah menentukan tetapan calorimeter (Ckal), karena alat yang digunakan untu menentukan perubahan kalor adalah calorimeter. Tetapan calorimeter perlu dilaukan karean adanya sejumalh kalor yang diserap oelh calorimeter (wadah, thermometer, pengaduk) sehingga tidak semua perubahan suhu dapat diukur.
            Pada percobaan selanjutnya, Kristal CuSO4.5H2O yang akan ditentukan kalor pelarutan integralnya, dilarutkan dengan 100 mL aquadest di dalam calorimeter. Selama proses pelarutan yang harus diperhatikan adalah perubahan suhu larutan, dimana suhu larutan dibaca setiap menit sampai diperoleh suhu yang konstan. Perlunya ditentukan suhu larutan konstan adalah untuk memudahkan dalam perhitungan harga kalor yang diserap atau dilepas karena jika suhunya tidak konstan maka akan sulit untuk menentukan suhu mana yang akan digunakan dalam perhitungan. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah larutan harus terus diaduk di dalam calorimeter agar semua Kristal CuSO4.5H2O benar-benar larut dan tidak mengendap.
Adapun pada penentuan kalor pelarutan integral CuSO4 anhidrat, hal pertama yang dilakukan adalah memanaskan Kristal CuSO4.5H2O diatas kompor sampai Kristal berubah warna dari biru menjadi putih. Perubahan warna tersebut menandakan bahwa air yang terikat pada Kristal telah menguap. Selanjutnya Kristal anhidrat tersebut dilarutkan dengan aquadest di dalam calorimeter, mengamati perubahan suhu yang terjadi saat Kristal mulai dimasukkan sampai diperoleh suhu yang konstan.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh harga tetapan calorimeter (Ckal) sebesar 60 J/oC yang berarti bahwa calorimeter menyerap sebesar 60 J kalor tiap kenaikan suhu satu derajat celcius. Adapun harga kalor pelarutan  CuSO4.5H2O adalah 24 kJ/mol artinya menyerap kalor sebanyak 24 kJ. Sedangkan harga kalor pelarutan CuSO4 anhidratt sebesaar -46,45161 kJ/mol yang berarti bahwa dalam setiap mol zat terlarut yang dilarutkan dalam satu mol pelarut system melepas kalor sebesar 46,45161 kJ.
Dengan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan hukum hess, diperoleh nilai panas pelarutan nya sebesar 70,45161 kJ/mol. Adapun reaksinya :

 CuSO4 (l) + 5H2O (aq)                                   CuSO4.5H2O (s)

DH yang positif menandakan bahwa reaksi yang terjadi berlangsung secara endoterm atau kalor berpindah dari lingkungan ke system.

Grafik.1 Panas pelarutan CuSO4.5H2O

Grafik.2  t Vs T Panas Pelarutan CuSO4
Dari grafik.1 diatas didapatkan bahwa suhu setelah penambahan CuSO4. 5H2O semakin menurun dan akhirnya konstan, yaitu suhu konstan awalnya adalah 26oC dan setelah penambahan CuSO4. 5H2O suhunya menurun menjadi 25,5oC dan akhirnya konstan pada suhu 25 oC. Sedangkan pada grafik.2 didapatkan bahwa suhu setelah penambahan CuSO4 anhidrat semakin naik, yaitu suhu konstan awalnya 28 oC setelah penambahan menjadi 28,5 oC dan konstan pada suhu 29 oC.
Dalam percobaan ini, dihasilkan panas pelarutan CuSO4 anhidrat lebih tinggi daripada CuSO4. 5H2O. hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:
·         Massa CuSO4 murninyalebih banyak CuSO4 anhidrat daripada CuSO4. 5H2O. CuSO4. 5 molekur air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O akan memperkecil massa CuSO4 murni. Karena kalor berbanding lurus dengan massa, maka zat yang massanya lebih besar (CuSO4 anhidrat) menghasilkan kalor yang lebih besar.
·         Perbedaan suhu. Molekul air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O adalah air dingin.Ini jelas berpengaruh pada kalor yang dihasilkan. Tambahan 5 molekul air (yang tidak ada pada CuSO4 anhidrat mengakibatkan panas pelarutan menjadi lebih kecil.






SIMPULAN
Nilai tetapan calorimeter pada percobaan ini adalah 78.75 J/ oC Kalor pelarutan CuSO4.5H2O adalah 25 kJ/mol yang artinya penyerapan kalor. Kalor pelarutan integral CuSO4 anhidrat sebesar -46.45161 kJ/mol yang berarti dibutuhkan kalor sebesar 46,45161 kJ untuk melarutkan tiap mol CuSO4 anhidrat. Kalor pelarutan nya  sebesar  71.38911kJ/mol dengan hukum Hess. Dan suhu pada penentuan panas pelarutan CuSO4. 5H2O semakin menurun setelah penambahan CuSO4. 5 H2O dan konstan pada suhu 25oC, sedangkan pada penentuan panas pelarutan CuSO4 didapatkan suhu yang semakin naik setelah penambahan CuSO4 yaitu konstan pada suhu 29oC.
 
                                                          

LAMPIRAN


A.  JAWABAN PERTANYAAN
      Cara untuk panas reaksi secara langsung :
1)      Dengan menggunakan hukum hess (kalor reaksi hanya ditentukan keadaan awal dan akhir reaksi) ΔH = q CuSO4.5H2O – q CuSO4
2)      Dilakukan denagn mereaksikan reaktan dalam calorimeter dimana wadah dicelupkan pada bak yang terisolasi dengan air yang diketahui massanya. Dengan mengukur suhu sebelum dan sesudah bereaksi maka dapat ditentukan besar ΔH yakni dengan:
·         Membuat grafik T (suhu) Vs t
-m. Δhis/N = W. ΔT+A.Cp. ΔT
Dimana :
m   = massa (gram)
N   = berat molekul
ΔT = Suhu
A   = Massa larutan
ΔHis = Panas pelarutan Integral
W  = Kapasitas kalor
Cp = kalor jenis larutan
·         Membuat grafik antara ΔHis

B.     ANALISIS DATA
Massa air dingin    = v x p
                                    = 50mL x 1gr/mL
                                    = 50gr
        Ta1 air dingin       = 120C
        Ta2 air panas        = 500C
        T campuran          = 380C





v  Penentuan Tetapan Kalorimeter
Dari data yang diperoleh, dapat dihitung tetapan kalorimeter sebagai berikut:
Tc = 28 ºC
Ø  Kalor yang diserap air dingin (q1)           = m1.c.Δt
= m1.c.(Tc-Ta1)
= 50.4,2 (28-12) = 3360 J.

Ø  Kalor yang dilepaskan air panas (q2)       = m1.c. Δt
= m1.c.(Ta2-Tc)
= 50.4,2 (50-28) = 4620 J.

Ø  Kalor yang diterima kalorimeter (q3)      = Ckal (Tc-Ta1)
= Ckal (28-12)
=Ckal (16)

Q lepas                      =                      Qterima
Qairpanas                  = Qkalorimeter + Qairdingin
Qkalorimeter             = Qairpanas – Qairdingin
Ckal (16)                   = 4620 – 3360
Ckal                          =
Ckal                          = 78.75 J/oC










v  Penentuan Panas Pelarutan CuSO4. 5 H2O
T1           = 26 oC
Tc         = 25 oC
ΔT       = Tc  - T1
            = (25-26) oC
           = -1 oC
Massa air           = 100 gr
C calorimeter    = 78.75  J/0C

Q        = Q air + Q kalorimeter
           = (m x c x ΔT) + (C x ΔT)
           = (100 x 4.2 x (-1) + 78.75  x (-1))
           = (-420) + (-78.75)
           = -498.75 J
Massa CuSO4.5H2O   = 5,02 gr
Mol     
=
            = 0,02mol

ΔH       =         
=             
            =  24937.5J/mol = 25 kJ/mol

v  Penentuan Panas Pelarutan CuSO4 anhidrat
T1         = 28 oC
Tc       = 29 oC
ΔT      = Tc  - T1
          = (29-28) oC
           = oC
Massa air         = 100 gr
C calorimeter = 78.75  J/0C
Q        = Q air + Q kalorimeter
           = (m x c x ΔT) + (C x ΔT)
           = (100 x 4.2 x 1) + (78.75  x 3)
           = 420 + 236.25
           = 656.25 J
Massa CuSO4= 5,03 gr
Mol    = 
          =  = 0,031mol

ΔH    =         
=             
=  -46451,61 J/mol
=  -46,45161 kJ/mol
v  Hukum Hess
Dengan menggunakan Hukum Hess maka panas pelarutan adalah
CuSO4 +  5 H2O                              CuSO4. 5 H2O            
ΔH       = ΔH CuSO4.5 H2O - ΔH CuSO4 anhidrat
                      = 24937.5J /mol-(-46451,61 J/mol)
                      = 71389.11 J/mol
                                    = 71,38911 kJ/mol

1 komentar:

Unknown mengatakan...

daftar pustaka ada gak ya. terimakasih

Posting Komentar