PENDAHULUAN
Perubahan entalpi pelarutan adalah
kalor yang menyertai proses penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap
zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Terdapat dua macam entalpi pelarutan
yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi pelarutan diferensial. Entalpi
pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut
dilarutkan ke dalam n mol pelarut. Jika pelarut yang digunakan adalah air, maka
persamaan reaksi pelarutnya dituliskan sebagai berikut:
X + n H2O X. nH2O ΔHr = ........kJ
Persamaan tersebut menyatakan bahwa
satu mol zat x dilarutkan ke dalam n mol air. Sebagai contoh entalpi pelarutan
integral dalam percobaan kita kali ini adalah CuSO4:
CuSO4 + 5 H2O CuSO4.
5 H2O ΔHr = ........kJ
Ada dua panas pelarutan yaitu panas pelarutan integral dan panas
pelarutan deferensial. Panas pelarutan integral didefenisikan sebagai perubahan
entalpi jika suatu mol zat dilakukan dalam n mol pelarut. Panas pelarutan
diferensial didefenisikan sebagai perubahan antalpi jika suatu mol zat terlarut
dilarutkan dalam jumlah larutan tak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak
berubah dalam penambahan 1 mol zat terlarut. Secara matematik didefenisikan
sebagaimn d m∆H/dm , yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol zat
terlarut dan panas pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan mendapatkan
kemiringan tergantung pada konsenterasi larutan (Dogra, 1984; 336-337).
Pada percobaan praktikan menentukan panas pelarutan dan menggunakan
hukum Hess untuk menetukan panas reaksi secara tidak langsung. Pelarut yang kita gunakan dalam hal ini adalah air.
Karena air mempunyai sifat khusus. Salah satu sifatnya adalah mempunyai
kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Walaupun air bukan pelarut yang universal
(pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetapi dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa
organik dan anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa
yang polaritasnya rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air
(Tim dosen kimia fisika, 2013).
Pada umumnya panas pelarutan untuk garam-garam netral dan tidak
mengalami dissosiasi adalah positif, sehingga reaksinya isotermis atau larutan
akan menjadi dingin dan proses pelarutan berlangsung sacara adiabatis. Panas
hidrasi, khususnya dalam system berair, biasanya negative dan relative besar.
Perubahan entalpi pada pelarutan suatu senyawa tergantung pada jumlah, sifat
zat terlarut dan pelarutnya, temperature dan konsentrasi awal dan akhir dari
larutannya.
Jadi panas pelarut standar
didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system apabila
1 mol zat terlarut dilarutkan dalam n1mol pelarut pada temperature
25 C dan tekanan 1 atmosfer. (purba,
1995)
Kalor pelarutan adalah
entalpi dari suatu larutan yang mengandung 1 mol zat terlarut, relative
terhadap zat terlarut atau pelarut murni pada suhu dan tekanan sama. Entalpi
suatu larutan pada suhu T relative terhadap pelarut dan zat terlarut murni pada
suhu T0 dinyatakan sebagai :
H = n1H1 +
n2H2 + n2 Hs2
Dimana :
H = entalpi dari n1 +
n2 mol larutan dari komponen 1 dan 2 pada suhu T relative
terhadap temperature T0.
Hs2 =
panas pelarutan integral dari komponen 2 pada suhu T.
Pada percobaan ini
pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan mencari panas pelarutan dua senyawa
yaitu tembaga (III) sulfat.5H2O dan tembaga (II) sulfat anhidrat.
Dengan menggunakan Hukum HESS dapat dihitung panas reaksi :
CuSO4 (l) + 5H2O (aq) CuSO4.5H2O
(s)
Menurut hukum HESS bahwa
perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak bergantung pada jalannya reaksi,
tetapi hanya tergantung kepada keadaan awal dan akhir dari suatu reaksi.
Sebagai contoh
penggunaan Hukum HESS :
CuSO4 (s)
+
aq
CuSO4 (aq) = a kj
CuSO4.5H2O (s)
+
aq
CuSO4 (aq) + 5H2O
(aq) = b kj
Sehingga : CuSO4 (s)
+ 5H2O
(aq)
CuSO4.5H2O (s) = (a - b) kj
(Septir, 2012)
Menurut Anonim (2008), dari hasil percobaan yang
sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan untuk benda (zat) bergantung
pada 3 faktor, yaitu: Massa zat Jenis zat (kalor jenis)
Perubahan suhu. Sehingga secara metamatis dapat di rumuskan :
Q = m . c (t2 – t1)
Dimana :
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
M adalah massa benda (kg)
C adalah kalo jenis (j/kgOC) (t1-t2) adalah perubahan suhu (OC)
Oleh karena itu dilakukan praktikum panas
pelarutan dan hukum hess ini bertujuan untuk menentukan panas pelarutan dari
suatu larutan dan menggunakan hukum hess untuk menentukan panas reaksi secara
tidak langsung.
METODE
Dalam percobaan ini
digunakan alat kalorimeter sebanyak 1 buah, mortal dan pestel 1 buah, termometer
0-100 oC (skala 0.2 oC) 1 buah, gelas ukur 100 ml 1 buah,
cawan porselin 1 buah, stopwatch 1 buah, desikator 1 buah, pengaduk kaca 1 buah.
Sedangkan bahan yang
digunakan pada percobaan ini adalah CuSO4.5H2O (kristal)
10 gram, dibutuhkan pula air dingin 50 ml dan air panas 50 ml untuk penentuan
tetapan kalorimeter, dan 100 ml aquades.
Langkah-langkah
kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah :
1.
Menentukan
tetapan Kalorimeter
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
2.
Menentukan
Panas
Pelarutan CuSO4.
5 H2O
Menghaluskan
hingga menjadi serbuk
Menimbang
5,02
gram CuSO4.5H2O
3.
Menentukan Panas Pelarutan CuSO4 anhidrat
Menimbang 5.03
gram kristal CuSO4 anhidrat
Cawan porselin
Dari percobaan yang sudah dilakukan
dengan menyusun kerangka kerja terlebih dahulu maka akan didapatkan data
seperti dibawah ini:
Data Pengamatan yang diperoleh adalah :
1)
Tabel .1 Penentuan Tetapan
Kalorimeter
PELARUTAN
TETAPAN KALORIMETER
|
||||
No
|
Waktu (t) detik
|
Temperatur air dingin (Ta1) oC
|
Waktu (t) detik
|
Temperatur campuran (Tc) oC (ditambah
air panas 50 oC)
|
30
|
11
|
30
|
30
|
|
60
|
12
|
60
|
29
|
|
90
|
12
|
90
|
28
|
|
120
|
12
|
120
|
28
|
|
150
|
12
|
150
|
28
|
2)
Tabel.2 Penentuan pelarutan CuSO4.5H2O
Massa CuSO4.5H2O
= 5,02 gram
PELARUTAN
CuSO4.5H2O
|
||||
No
|
Waktu (t) detik
|
Temperatur
(T1) oC
|
Waktu (t) detik
|
Temperatur campuran (Tc) oC (ditambah
CuSO4.5H2O)
|
30
|
26
|
30
|
26
|
|
60
|
26
|
60
|
25,5
|
|
90
|
26
|
90
|
25
|
|
120
|
26
|
120
|
25
|
|
150
|
26
|
150
|
25
|
3)
Tabel.3 Penentuan Pelarutan CuSO4
anhidrat
Massa CuSO4 anhidrat = 5.03
gram
PELARUTAN CuSO4 anhidrat
|
||||
No
|
Waktu (t) detik
|
Temperatur
(T1) oC
|
Waktu (t) detik
|
Temperatur campuran (Tc) oC (ditambah
CuSO4.5H2O)
|
30
|
28
|
30
|
28,5
|
|
60
|
28
|
60
|
29
|
|
90
|
28
|
90
|
29
|
|
120
|
28
|
120
|
29
|
|
150
|
28
|
150
|
29
|
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, digunakan
Kristal CuSO4.5H2O dan CuSO4.5H2O
yang di panaskan sampai airnya (dibuat anhidrat) menguapuntuk menentukan kalor
integral dari CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat,
dimana kalor pelarutan integral merupakan kalor yang diserap dan dilepaskan
ketika satu mol zat (CuSO4.5H2O dan CuSO4
anhidrat) dilarutkan dalam n mol pelarut.
Langkah pertama yang harus dilakukan
pada percobaan ini adalah menentukan tetapan calorimeter (Ckal), karena alat
yang digunakan untu menentukan perubahan kalor adalah calorimeter. Tetapan
calorimeter perlu dilaukan karean adanya sejumalh kalor yang diserap oelh
calorimeter (wadah, thermometer, pengaduk) sehingga tidak semua perubahan suhu
dapat diukur.
Pada percobaan selanjutnya, Kristal CuSO4.5H2O
yang akan ditentukan kalor pelarutan integralnya, dilarutkan dengan 100 mL
aquadest di dalam calorimeter. Selama proses pelarutan yang harus diperhatikan
adalah perubahan suhu larutan, dimana suhu larutan dibaca setiap menit sampai
diperoleh suhu yang konstan. Perlunya ditentukan suhu larutan konstan adalah
untuk memudahkan dalam perhitungan harga kalor yang diserap atau dilepas karena
jika suhunya tidak konstan maka akan sulit untuk menentukan suhu mana yang akan
digunakan dalam perhitungan. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah larutan
harus terus diaduk di dalam calorimeter agar semua Kristal CuSO4.5H2O
benar-benar larut dan tidak mengendap.
Adapun pada penentuan kalor pelarutan integral
CuSO4 anhidrat, hal pertama yang dilakukan adalah memanaskan Kristal
CuSO4.5H2O diatas kompor sampai Kristal berubah warna
dari biru menjadi putih. Perubahan warna tersebut menandakan bahwa air yang
terikat pada Kristal telah menguap. Selanjutnya Kristal anhidrat tersebut
dilarutkan dengan aquadest di dalam calorimeter, mengamati perubahan suhu yang
terjadi saat Kristal mulai dimasukkan sampai diperoleh suhu yang konstan.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh harga
tetapan calorimeter (Ckal) sebesar 60 J/oC yang berarti bahwa
calorimeter menyerap sebesar 60 J kalor tiap kenaikan suhu satu derajat
celcius. Adapun harga kalor pelarutan CuSO4.5H2O adalah 24
kJ/mol artinya menyerap kalor sebanyak 24 kJ. Sedangkan harga kalor pelarutan CuSO4 anhidratt sebesaar
-46,45161 kJ/mol yang berarti
bahwa dalam setiap mol zat terlarut yang dilarutkan dalam satu mol pelarut system
melepas kalor sebesar 46,45161 kJ.
Dengan berdasarkan
perhitungan dengan menggunakan hukum hess, diperoleh nilai panas pelarutan nya sebesar
70,45161
kJ/mol. Adapun reaksinya :
CuSO4 (l) + 5H2O (aq) CuSO4.5H2O (s)
DH yang positif menandakan bahwa reaksi yang
terjadi berlangsung secara endoterm atau kalor berpindah dari lingkungan ke
system.
Grafik.1 Panas pelarutan CuSO4.5H2O
Grafik.2 t Vs
T Panas Pelarutan CuSO4
Dari grafik.1 diatas
didapatkan bahwa suhu setelah penambahan CuSO4. 5H2O semakin menurun dan
akhirnya konstan, yaitu suhu konstan awalnya adalah 26oC dan setelah
penambahan CuSO4.
5H2O suhunya menurun menjadi 25,5oC
dan akhirnya konstan pada suhu 25 oC. Sedangkan pada grafik.2
didapatkan bahwa suhu setelah penambahan CuSO4 anhidrat semakin naik, yaitu suhu konstan
awalnya 28 oC setelah penambahan menjadi 28,5 oC dan
konstan pada suhu 29 oC.
Dalam percobaan ini, dihasilkan panas pelarutan CuSO4
anhidrat lebih tinggi daripada CuSO4. 5H2O. hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:
·
Massa
CuSO4 murninyalebih banyak CuSO4 anhidrat daripada CuSO4.
5H2O. CuSO4. 5 molekur air yang terikat pada CuSO4.
5 H2O akan memperkecil massa CuSO4 murni. Karena kalor
berbanding lurus dengan massa, maka zat yang massanya lebih besar (CuSO4
anhidrat) menghasilkan kalor yang lebih besar.
·
Perbedaan
suhu. Molekul air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O adalah
air dingin.Ini jelas berpengaruh pada kalor yang dihasilkan. Tambahan 5 molekul
air (yang tidak ada pada CuSO4 anhidrat mengakibatkan panas
pelarutan menjadi lebih kecil.
SIMPULAN
Nilai
tetapan calorimeter pada percobaan ini adalah 78.75 J/ oC Kalor pelarutan CuSO4.5H2O
adalah 25 kJ/mol
yang artinya penyerapan kalor. Kalor pelarutan integral CuSO4 anhidrat
sebesar -46.45161 kJ/mol yang berarti dibutuhkan kalor sebesar 46,45161 kJ untuk melarutkan tiap mol CuSO4
anhidrat. Kalor
pelarutan nya sebesar 71.38911kJ/mol dengan hukum Hess. Dan suhu pada penentuan panas pelarutan CuSO4. 5H2O
semakin menurun setelah penambahan CuSO4.
5 H2O dan konstan pada suhu 25oC,
sedangkan pada penentuan panas pelarutan CuSO4 didapatkan suhu yang semakin naik
setelah penambahan CuSO4
yaitu konstan pada suhu 29oC.
LAMPIRAN
A. JAWABAN PERTANYAAN
Cara untuk panas reaksi secara
langsung :
1)
Dengan menggunakan hukum hess (kalor reaksi hanya
ditentukan keadaan awal dan akhir reaksi) ΔH = q CuSO4.5H2O –
q CuSO4
2)
Dilakukan denagn mereaksikan
reaktan dalam calorimeter dimana wadah dicelupkan pada bak yang terisolasi
dengan air yang diketahui massanya. Dengan mengukur suhu sebelum dan sesudah
bereaksi maka dapat ditentukan besar ΔH
yakni dengan:
·
Membuat grafik T (suhu) Vs t
-m. Δhis/N = W. ΔT+A.Cp. ΔT
Dimana :
m =
massa (gram)
N =
berat molekul
ΔT = Suhu
A =
Massa larutan
ΔHis
= Panas pelarutan Integral
W =
Kapasitas kalor
Cp =
kalor jenis larutan
·
Membuat grafik antara ΔHis
B.
ANALISIS DATA
Massa air dingin =
v x p
=
50mL x 1gr/mL
= 50gr
Ta1 air dingin = 120C
Ta2 air panas = 500C
T campuran = 380C
v
Penentuan
Tetapan Kalorimeter
Dari data yang diperoleh, dapat dihitung tetapan kalorimeter sebagai berikut:
Tc
= 28 ºC
Ø Kalor yang diserap air dingin (q1) = m1.c.Δt
= m1.c.(Tc-Ta1)
= 50.4,2
(28-12) = 3360 J.
Ø Kalor yang dilepaskan air panas (q2) = m1.c.
Δt
= m1.c.(Ta2-Tc)
= 50.4,2 (50-28) = 4620 J.
Ø Kalor yang diterima kalorimeter (q3) = Ckal
(Tc-Ta1)
= Ckal
(28-12)
=Ckal (16)
Q lepas = Qterima
Qairpanas = Qkalorimeter + Qairdingin
Qkalorimeter = Qairpanas – Qairdingin
Ckal (16) = 4620 – 3360
Ckal =
Ckal = 78.75 J/oC
Ckal = 78.75 J/oC
v
Penentuan
Panas Pelarutan CuSO4. 5 H2O
T1 = 26 oC
Tc = 25 oC
ΔT = Tc - T1
= (25-26) oC
= -1 oC
Massa
air =
100 gr
C calorimeter = 78.75
J/0C
Q = Q air
+ Q kalorimeter
= (m x c x ΔT) + (C x ΔT)
= (100 x 4.2 x (-1) + 78.75 x (-1))
= (-420) + (-78.75)
= -498.75 J
Massa CuSO4.5H2O = 5,02 gr
Mol =
=
=
0,02mol
ΔH =
=
= 24937.5J/mol = 25 kJ/mol
v Penentuan Panas Pelarutan CuSO4 anhidrat
T1 =
28 oC
Tc
= 29 oC
ΔT = Tc -
T1
= (29-28) oC
= 1 oC
Massa
air =
100 gr
C calorimeter = 78.75
J/0C
Q
= Q air + Q kalorimeter
= (m x c x ΔT) + (C x ΔT)
= (100 x 4.2 x 1) + (78.75 x 3)
= 420 + 236.25
= 656.25 J
Massa CuSO4= 5,03 gr
Mol =
=
= 0,031mol
ΔH =
=
= -46451,61 J/mol
= -46,45161
kJ/mol
v
Hukum Hess
Dengan menggunakan Hukum Hess maka panas pelarutan adalah
CuSO4 + 5 H2O
CuSO4. 5 H2O
ΔH
= ΔH CuSO4.5 H2O - ΔH CuSO4 anhidrat
= 24937.5J /mol-(-46451,61 J/mol)
= 71389.11 J/mol
= 71,38911
kJ/mol
1 komentar:
daftar pustaka ada gak ya. terimakasih
Posting Komentar